Pages

Wikipedia

Hasil penelusuran

Formulir Kontak Saran

Nama

Email *

Pesan *

TAHUN 2030 PREVALENSI DIABETES MELITUS DI INDONESIA MENCAPAI 21,3 JUTA ORANG

https://www.practiceadvisor.org/images/default-source/module-images/img-diabetes.jpg?sfvrsn=0
 Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care, 2004). Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H saat membuka Seminar dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia 2009, 5 November 2009 di Jakarta.

Prof. Tjandra Yoga mengatakan berdasarkan hasil Riskesdas 2007 prevalensi nasional DM berdasarkan pemeriksaan gula darah pada penduduk usia >15 tahun diperkotaan 5,7%. Prevalensi nasional Obesitas umum pada penduduk usia >= 15 tahun sebesar 10.3% dan sebanyak 12 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional, prevalensi nasional Obesitas sentral pada penduduk Usia >= 15 tahun sebesar 18,8 % dan sebanyak 17 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional. Sedangkan prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk usia >15 tahun di perkotaan adalah 10.2% dan sebanyak 13 provinsi mempunyai prevalensi diatas prevalensi nasional. Prevalensi kurang makan buah dan sayur sebesar 93,6%, dan prevalensi kurang aktifitas fisik pada penduduk >10 tahun sebesar 48,2%. Disebutkan pula bahwa prevalensi merokok setiap hari pada penduduk >10 tahun sebesar 23,7% dan prevalensi minum beralkohol dalam satu bulan terakhir adalah 4,6%.

Dalam sambutannya Prof. Tjandra Yoga menjelaskan, Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin.Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Penyakit ini membutuhkan perhatian dan perawatan medis dalam waktu lama baik untuk mencegah komplikasi maupun perawatan sakit.

Diabetes Melitus terdiri dari dua tipe yaitu tipe pertama DM yang disebabkan keturunan dan tipe kedua disebabkan life style atau gaya hidup. Secara umum, hampir 80 % prevalensi diabetes melitus adalah DM tipe 2. Ini berarti gaya hidup/life style yang tidak sehat menjadi pemicu utama meningkatnya prevalensi DM. Bila dicermati, penduduk dengan obes mempunyai risiko terkena DM lebih besar dari penduduk yang tidak obes.

WHO merekomendasikan bahwa strategi yang efektif perlu dilakukan secara terintegrasi, berbasis masyarakat melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor termasuk swasta. Dengan demikian pengembangan kemitraan dengan berbagai unsur di masyarakat dan lintas sektor yang terkait dengan DM di setiap wilayah merupakan kegiatan yang penting dilakukan. Oleh karena itu, pemahaman faktor risiko DM sangat penting diketahui, dimengerti dan dapat dikendalikan oleh para pemegang program, pendidik, edukator maupun kader kesehatan di masyarakat sekitarnya.

Tujuan program pengendalian DM di Indonesia adalah terselenggaranya pengendalian faktor risiko untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian yang disebabkan DM. Pengendalian DM lebih diprioritaskan pada pencegahan dini melalui upaya pencegahan faktor risiko DM yaitu upaya promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, jelas Prof. Tjandra Yoga.

Prof. Tjandra Yoga menambahkan bahwa pada Sidang Umum Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) dalam press release tanggal 20 Desember 2006 telah mengeluarkan Resolusi Nomor 61/225 yang mendeklarasikan bahwa epidemic Diabetes Melitus merupakan ancaman global dan serius sebagai salah satu penyakit tidak menular yang menitik-beratkan pada pencegahan dan pelayanan diabetes di seluruh dunia. Sidang ini juga menetapkan tanggal 14 Nopember sebagai Hari Diabetes Se-Dunia (World Diabetes Day) yang dimulai tahun 2007.
.
Oleh karena itu, program Pengendalian Diabetes Melitus dilaksanakan dengan prioritas upaya preventif dan promotif, dengan tidak mengabaikan upaya kuratif. Serta dilaksanakan secara terintegrasi dan menyeluruh antara Pemerintah, Masyarakat dan Swasta (LP, LS, Profesi, LSM, Perguruan Tinggi).

Sedangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575 tahun 2005, telah dibentuk Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular yang mempunyai tugas pokok memandirikan masyarakat untuk hidup sehat melalui pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, khususnya penyakit DM yang mempunyai faktor risiko bersama.

Sesuai dengan tema Hari Diabetes Sedunia tahun 2009, ??Pahami Diabetes dan Kendalikan??, maka memahami diabetes harus dilakukan secara menyeluruh, baik faktor risikonya, diagnosanya maupun komplikasinya. Dan Kendalikan Diabetes sangatlah penting dilaksanakan sedini mungkin, untuk menghindari biaya pengobatan yang sangat mahal. Bahkan semenjak anak-anak dan remaja, gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi banyak sayur dan buah, membiasakan olah raga dan tidak merokok merupakan kebiasaan yang baik dalam pencegahan Diabetes Melitus. Oleh karena itu, peran para pendidik baik formal maupun informal, edukator DM dan para kader sangat memegang peranan penting untuk menurunkan angka kesakitan DM.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

sumber:
http://www.depkes.go.id/article/view/414/tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html

Tanda-tanda penyakit diabetes mellitus

https://mileon.files.wordpress.com/2013/01/diabetes.jpgPenyakit diabetes atau kencing manis atau diabetes mellitus merupakan kelainan sistem insulin karena berlebihnya kadar glukosa di dalam darah. Ada dua jenis diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Meskipun keduanya masih berhubungan dengan gula darah berlebih, ada perbedaan mendasar yang patut diketahui, mulai dari penyebab, gejala, dan cara pencegahan.
Diabetes tipe 2 lebih banyak diderita oleh orang dewasa dengan awalan usia 35 ke atas. Seiring berjalannya waktu penderita diabetes mellitus tipe 2 tidak melulu kepada orang tua, tetapi anak muda usia 25 bahkan 20 tahuan ke atas pun sudah banyak yang menderita diabetes. Penyebab umum dari diabetes tipe 2 adalah pola makan yang kurang tepat dan tidak teratur disertai jarangnya aktivitas olahraga.
Gejala diabetes tipe 2 sulit untuk dikenali sebelum keluar hasil diagnosis. Cara paling mudah untuk mengetahuinya adalah melakukan tes gula darah. Jika positif mengidap diabetes, yang diakui sebagai cara mengobati diabetes biasanya diawali dengan upaya minum obat oral atau obat telan, merubah pola hidup seperti perbanyak olahraga dan makan teratur, diet (mengurangi asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan juga sering terjadi.
Berikut videonya :)

Apa itu Kencing Manis? (Diabetes Mellitus)

http://obatherbal15.com/wp-content/uploads/2013/12/kencing-manis.jpgPenyakit kencing manis atau yang dikenal dengan Diabetes Melitus merupakan akibat dari gangguan metabolisme tubuh dimana pankreas tidak dapat memproduksi insulin dengan baik. Diabetes Melitus juga bisa terjadi karena garis keturunan, bahkan para ahli kesehatan mengatakan bahwa keturunan dari penderita diabetes memiliki resiko yang cukup besar untuk mewarisinya. Oleh karena itu bagi yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit diabetes perlu menjaga pola hidup yang sehat.

Berikut Videonya :)
 

Pharmaceutical Care Untuk Dibetes Melitus

http://www.medico-apotheke.de/hosts/015/pics/1948/4566.jpg?t=1404839435Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi ...

https://drive.google.com/file/d/0B48kag2G2jx7eHloYzE5Wkk3aHc/view?usp=sharing

Apa sih Diabetes Mellitus?

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) adalah atau yang sering dikenal dengan penyakit kencing manis adalah suatu penyakit atau kondisi dimana tubuh seseorang tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Akibatnya, kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia) secara berkepanjangan (kronik).

Secara garis besar, Diabetes Melitus dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu Diabetes Melitus tergantung insulin (Diabetes Melitus tipe-1) dan Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (Diabetes Melitus tipe-2). Diabetes Melitus tipe-1 banyak dipengaruhi faktor keturunan, meski kontribusi faktor keturunan terhadap risiko DM hanya sebesar 5%.Sementara sebagian besar kasus adalah Diabetes Melitus tipe-2 yang banyak ditemukan pada orang yang mengalami obesitas atau kegemukan akibat pola hidup yang dijalaninya. 

Selain itu, terdapat Diabetes Melitus lain  yang dikenal dengan  Diabetes Melitus gestasional yang terjadi selama masa kehamilan.

Bagaimana Diabetes Melitus Bisa Terjadi ?

Diabetes Melitus terjadi karena  kurang sempurnanya kerja insulin atau kekurangan jumlah hormon insulin.  Hormon insulin bertugas membawa glukosa (gula) darah ke dalam sel untuk pembentukan energi.

Dalam keadaan sehat, tubuh kita akan menyerap glukosa dalam jumlah yang tepat dari makanan, kemudian menyimpan sisanya. Glukosa tersebut diperlukan tubuh sebagai bahan bakar.

Glukosa yang diserap dari makanan akan diangkut ke seluruh tubuh melalui aliran darah, kemudian diberikan ke sel-sel organ tubuh yang memerlukan dengan bantuan insulin (hormon yang dihasilkan oleh pancreas). Bila jumlah glukosa berlebih, maka insulin membantu menyimpan kelebihan glukosa tersebut di dalam organ hati dan otot (dalam bentuk glikogen), atau diubah menjadi trigliserida yang disimpan di dalam jaringan penyimpan lemak (adipose). Insulin yang berikatan dengan reseptornya (seperti kunci dan anak kunci) dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel.

Bila insulin tidak ada atau kerja insulin terganggu, maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel tetapi berada dalam pembuluh darah sehingga konsentrasi glukosa di dalam darah akan meningkat. Glukosa di dalam darah yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah yang disebut komplikasi penyakit diabetes.

Tanda – tanda atau Gejala Diabetes Melitus

Siapa Sajakah Yang Berisiko Terhadap Diabetes Melitus?

Orang  yang telah berusia lebih dari  45 tahun  berisiko terserang penyakit Diabetes Melitus Mereka yang berusia lebih muda tetapi mengalami kegemukan (Indeks Massa Tubuh lebih dari 23 kg/m2).

Kondisi berikut ini juga merupakan faktor risiko yang dapat mengakibatkan timbulnya penyakit Diabetes Melitus :
  • Kebiasaan tidak aktif, kurang gerak atau kurang olah raga.
  • Orang tua menyandang Diabetes Melitus
  • Riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir  lebih dari 4 kg atau riwayat Diabetes Melitus pada saat hamil (Diabetes Melitus gestasional)
  • Kadar kolesterol HDL kurang dari 50 mg/dl
  • Penderita Polycystic Ovary Syndrome(PCOS) atau keadaan klinis lain yang berhubungan dengan resistensi insulin (gangguan fungsi insulin)
  • Riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT)
  • Riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah
Cara Mendiagnosis Diabetes Melitus

Diagnosis Diabetes Melitus  dapat ditegakkan melalui tiga cara:

Jika ditemukan gejala klasik Diabetes Melitus, dan hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu lebih dari  200 mg/dl. Glukosa sewaktu adalah hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.

Pemeriksaan glukosa darah puasa lebih dari 126 mg/dl dengan adanya keluhan klasik Diabetes Melitus. Puasa diartikan individu tidak mendapatkan kalori tambahan selama minimal 8 jam.

Pemeriksaan kadar gula plasma padates toleransi glukosa oral ( TTGO ) lebih dari 200 mg/dl. TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.

Komplikasi  Diabetes Melitus


Diabetes adalah penyakit yang dapat mengakibatkan komplikasi penyakit lainnya. Penyandang Diabetes Melitus yang tidak dapat mengendalikan kadar gula darahnya, berisiko mengalami komplikasi yang bersifat akut maupun kronik.

Komplikasi akut dapat terjadi akibat kadar glukosa darah yang mendadak meningkat dangat tinggi atau mendadak turun menjadi sangat rendah yang dapat menyebabkan koma diabetes dan memerlukan perawatan gawat darurat.

Komplikasi kronik terjadi akibat glukosa darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan aliran darah, yang dapat menyebabkan :
  • Penyakit Stroke
  • Kebutaan
  • Penyakit Jantung Koroner
  • Penyakit Ginjal Kronik
  • Luka yang sulit sembuh
Bagi seseorang yang merupakan keturunan dari penderita Diabetes Melitus, tidak ada hal yang lebih cerdas selain memeriksakan diri secara teratur ke dokter. Ini adalah tindakan pencegahan untuk memastikan kadar gula darah normal dan untuk meminimalkan risiko. 

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai penyakit Diabetes Melitus. Apabila ada kritik dan saran kami akan menerima dengan senang hati. Sekian dan terima kasih.

Ditunggu komentarnya....